Tim Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada 100 orang Guru BK di Kabupaten Karanganyar dan Wonogiri yang tergabung pada Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) serta mahasiswa Pendidikan Profesi Guru dalam jabatan BK di Universitas Sebelas Maret. Kegiatan pengabdian ini berbasis experiential dan vicarious learning dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik dan humanistik; yaitu melatih Guru BK SMP dan SMA dalam mengembangkan keterampilan pelaksanaan konseling melalui insight photo therapy.

Jabaran pelaksanaan dilakukan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

Pra kegiatan: (1) Pengembangan panduan pelaksanaan pelatihan yang akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pelatihan. Pengembangan panduan dilakukan dengan langkah-langkah sebagaimana biasa digunakan dalam penelitian & pengembangan termasuk proses validasi yang akan dilakukan (Borg & Gall, 1979; dan Gall, Gall, & Borg, 2003) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Tahap pertama, melakukan pengkajian terhadap konsep insight photo therapy secara detail. Pengkajian ini dimaksudkan untuk menemukan esensi konsep dan teori konseling secara spesifik serta aspek-aspek atau komponen-komponen yang tercakup di dalam konsep tersebut.
  2. Tahap kedua, melakukan kajian terhadap esensi konsep pelaksanaan insight photo therapy. Berdasarkan kajian terhadap konsep tersebut dihasilkan hal-hal penting antara lain bahwa unsur-unsur pelaksanaan konseling meliputi tahapan-tahapan yaitu: (1) tahap awal konseling; (2) tahap kerja; dan (3) tahap akhir konseling. Pada proses pelaksanaan tahapan konseling bertujuan agar peserta didik mampu: (1) berpikir realistis bahwa peristiwa krisis psikologis menjadi bagian dari kehidupan; (2) memperoleh pemahaman tentang peristiwa dan situasi yang menimbulkan krisis; (3) memahami dan menerima perasaan yang berhubungan dengan krisis; (4) belajar keterampilan baru (Muro and Kottman).
  3. Tahap ketiga, atas dasar hasil kajian konsep dan teori insight photo therapy, kemudian dikembangkan draf awal panduan untuk mereduksi krisis psikologis peserta didik.
  4. Tahap keempat, melakukan pengujian draf awal panduan. Pengujian pertama adalah uji ahli, dilakukan oleh ahli di bidang bimbingan dan konseling yang mendalami konseling krisis dengan insight photo therapy.
  5. Tahap kelima, melakukan revisi atau perbaikan panduan atas dasar masukan dari para penilai yaitu para ahli.
  6. Setelah dilakukan revisi atau perbaikan, tahap keenam adalah melaksanakan panduan ke lapangan sebagai ujicoba (dicobakan kepada beberapa guru). Dari hasil ujicoba lapangan ini kemudian dianalisis untuk mengetahui kelayakan panduan.
  7. Tahap ketujuh, melakukan revisi ulang atas dasar masukan dari hasil ujicoba pada kelompok sasaran guru.
  8. Tahap kedelapan, menggunakan panduan untuk kegiatan pelatihan.

Tahap coaching, yaitu melatih anggota dan co-trainer yang akan dimintai bantuan dalam melaksanakan pelatihan. Tujuannya agar diantara para anggota terdapat kesamaan persepsi dan ada kesesuaian langkah-langkah yang ditetapkan dalam panduan sehingga pelaksanaannya benar-benar sesuai dengan ketentuan.

Tahap kegiatan: Pelaksanaan pelatihan kepada guru BK SMP dan SMA di Kabupaten Karanganyar dan Wonogiri serta Mahasiswa PPG BK UNS. Guru BK SMP, SMA dan mahasiswa PPG BK UNS adalah sampel guru di Kabupaten Karanganyar dan Wonogiri yaitu 43 orang Guru BK SMP-SMA Kabupaten Karanganyar; 29 orang Guru BK SMP-SMA Kabupaten Wonogiri dan 28 orang Guru BK sebagai Mahasiswa PPG BK dalam jabatan UNS tahun 2020. Subjek tersebut diwadahi dalam kelompok Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK). Rasionalisasi pemilihan subjek berdasarkan hasil analisis kebutuhan bahwa Guru Bimbingan dan Konseling merasa kurang memiliki kompetensi dalam menyelesaikan permasalahan peserta didik kaitannya dengan peristiwa yang menyebabkan krisis psikologis yang mendalam. Sehingga mereka menjadi kurang percaya diri dan terkesan kurang memiliki respectful mind saat menjumpai permasalahan tersebut. Kegiatan pelatihan dilakukan 4 kali pertemuan kegiatan secara daring dan yang setara dengan 32 Jam Pelatihan (JP). Rincian kegiatan yaitu: hari pertama webinar, hari kedua pendampingan pelatihan, hari ketiga praktik mandiri dan hari keempat penugasan serta pelaopran. Saat kegiatan hari pertama, peneliti mengirimkan link presensi sekaligus instrumen pengukuran kondisi (data awal tentang keterampilan insight photo therapy/ pretest).

Pasca kegiatan: Setelah pelatihan berakhir, kegiatan berikutnya adalah melakukan evaluasi. Wujud evaluasinya adalah: (1) mengukur perubahan yang terjadi pada diri guru yang telah mengikuti pelatihan dengan alat ukur keterampilan pelaksanaan insight photo therapy (posttest), (2) mengevaluasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan. Termasuk menyusun laporan kegiatan.

Selanjutnya, data pretest dan posttest dilakukan analisis dengan menggunakan uji beda (paired sample t-test) untuk menganalisis perubahan kondisi awal dan akhir yang meliputi: (1) penguasaan konsep tentang insight photo therapy; (2) penguasaan tahapan/ prosedur insight photo therapy; (3) Keterampilan mempraktikkan insight photo therapy; dan (4) keberhasilan membantu menyelesaikan gangguan psikologis pada siswa melalui insight photo therapy.

Kegiatan penelitian dan pelatihan dilaksanakan secara virtual melalui zoom cloud meeting selama 4 kali pertemuan, mulai tanggal 3-6 November 2020. Jumlah subjek penelitian adalah 100 peserta yang terdiri dari 43 Guru BK SMP-SMA Kab. Karanganyar, 29 Guru BK SMP-SMA Kab. Wonogiri dan 28 Guru BK Mahasiswa PPG BK UNS tahun 2020. Uraian kegiatan secara ringkas yaitu: (1) Webinar selama 8 JP dengan 4 narasumber ahli di bidang konseling (Dr. Eka Sakti Yudha, M.Pd; Mulawarman, Ph.D; Dr. Ribut Purwaningrum, M.Pd; dan Agus Tri Susilo, S.Pd., M.Pd.); (2) pendampingan dan praktik latihan terbimbing insight photo therapy oleh tim peneliti selama 8 JP; (3) Pelaksanaan penerapan atau latihan praktik mandiri oleh Guru BK pada siswa selama 8 JP; (4) Review dan pengumpulan laporan hasil kerja praktik mandiri selama 8 JP.

Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih bagi bidang ilmu Bimbingan dan Konseling dan manfaat praktis terutama bagi para Guru Bimbingan dan Konseling agar senantiasa mengupgrade wawasan, sikap dan keterampilan konselingnya di masa darurat pandemic COVID-19 ini. Melalui insight photo therapy, ada pesan secara implisit maupun eksplisit bagi konselor/ Guru BK bahwa jangan sampai sesi konseling menjadi membosankan, kurang bermakna dan tidak memberikan solusi bagi permasalahan peserta didik di saat pembelajaran jarak jauh. Konseling dengan media foto atau gambar membawa suasana segar, menarik dan menyenangkan melalui nuansa diskusi antara konselor dengan konseli dalam menemukan sudut pandang dari suatu gambar tertentu dan dikorelasikan dengan permasalahan yang sedang dikhawatirkan konseli melalui dialog konstruktif serta penciptaan makna disetiap prosedurnya.https://youtu.be/tNBIxINh3Hk